Oleh : Dhita Karuniawati )*
Presiden RI Prabowo Subianto meyakini Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan atau kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya paling lambat 4-5 tahun ke depan. Bahkan Indonesia siap menjadi lumbung pangan dunia. Pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran tengah fokus dalam membangun program lumbung pangan nasional di wilayah Papua. Kabupaten Merauke, Papua Selatan menjadi lokasi utama untuk merealisasikan program lumbung pangan nasional pemerintah Presiden Prabowo guna mencapai swasembada pangan sesuai target. Hal ini membuktikan tingginya komitmen pemerintah dalam membangun wilayah Papua.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa masa depan pertanian Indonesia berada di Papua. Hal ini seiring dengan cita-cita Presiden ke-8 Prabowo Subianto yang menginginkan agar Indonesia bisa menjadi negara swasembada pangan. Untuk terciptanya swasembada pangan, wilayah Papua dinilai cocok untuk sektor pertanian. Sebab, Pulau Jawa terus mengalami penurunan lahan. Pemerintah saat ini sangat serius mengembangkan sektor pertanian di Papua. Dengan begitu, Indonesia diharapkan memiliki 2 juta hektare sawah di Papua dalam lima tahun ke depan.
Tokoh Pemuda Papua, Paulinus Ohee turut memberikan dukungan terhadap komitmen pemerintah dalam mewujudkan lumbung pangan nasional di Papua.
Paulinus Ohee mengatakan bahwa pihaknya mendukung komitmen pemerintah dalam menjadikan Papua sebagai lumbung pangan nasional, karena memiliki tujuan utama yaitu pengembangan sektor pertanian, modernisasi pertanian, dan pengembangan lahan pertanian.
Menurutnya, sebagai orang Papua seperti di Merauke ini, kita harus menyadari dan bersinergi dengan komitmen pemerintah untuk membangun Papua, terutama lumbung pangan nasional. Hal tersebut untuk ketersediaan pangan dan kesiapan kita secara nasional guna menyuplai ke semua wilayah khususnya yang ada di Indonesia.
Masyarakat Papua berharap Merauke sebagai tempat yang menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan produksi pangan, mencapai swasembada pangan, dan membuka kesempatan kerja. Tiga hal itu diharapkan dapat didukung baik oleh seluruh masyarakat Papua sehingga mempermudah pemerintah dalam mewujudkannya.
Komitmen pemerintah pusat untuk membangun lumbung pangan nasional di Papua membawa harapan besar bagi masyarakat Papua. Sebab, manfaatnya akan dapat dirasakan secara signifikan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah Papua.
Senada, Tokoh Masyarakat Papua Selatan, John Gluba Gebze, menegaskan dukungannya terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Pangan di Merauke sebagai langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan.
John Gluba Gebze, mengatakan bahwa program lumbung pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar agenda pemerintah pusat, melainkan upaya bersama untuk mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua Selatan. Menurutnya, program ini mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif dengan tetap menghormati kearifan lokal dan kepemilikan tanah adat.
John Gluba Gebze juga menekankan bahwa keberhasilan program ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendorong anak-anak muda Papua Selatan untuk lebih aktif menggarap lahan dengan teknologi modern. Ini bukan hanya tentang beras, tetapi tentang bagaimana kita membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.
Komitmen pemerintah untuk mewujudkan Papua sebagai lumbung pangan nasional didukung dengan infrastruktur dan peralatan modern yang memadai menambah optimisme masyarakat terhadap kemajuan sektor pertanian di daerah mereka. Program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah diharapkan mampu terus meningkatkan produksi pangan nasional dan menyejahterakan para petani di wilayah Timur Indonesia, khususnya Papua. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat khususnya di Papua perlu mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran yang telah berkomitmen membangun Papua sebagai pilar lumbung pangan nasional untuk kepentingan bangsa.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia