Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Tren Pelemahan Ekonomi Global

Author by kilaucak | Post on May 8, 2025 | Category Opini

Oleh: Dewi Widyaningrum )*

Dalam lanskap perekonomian global yang kian tidak menentu, Indonesia menunjukkan ketangguhan yang patut diapresiasi. Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2025 mencerminkan bahwa fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh, meskipun diterpa berbagai tekanan dari luar negeri. Ketahanan ini tidak datang secara kebetulan, melainkan hasil sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang responsif, serta keberlanjutan program prioritas pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dan memperkuat sektor riil.

Ketika negara-negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat dan Jerman mencatatkan perlambatan, bahkan kontraksi pertumbuhan, Indonesia justru mampu mencatatkan performa positif. Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyebut capaian ini sangat baik dan menjadi simbol stabilitas ekonomi nasional di tengah badai global. Pencapaian pertumbuhan ini adalah sangat baik, di tengah adanya tekanan pertumbuhan ekonomi global, di mana sebagian besar negara partner dagang Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi. Ia menambahkan bahwa pertumbuhan 4,87 persen merupakan refleksi dari keberhasilan pemerintah dalam menjaga kesinambungan kebijakan fiskal dan mendorong sektor swasta untuk kembali menggeliat pasca tahun politik.

Komponen pengeluaran yang menjadi penopang utama adalah konsumsi rumah tangga, yang tumbuh sebesar 4,89 persen. Momentum Ramadhan, Idul Fitri, serta libur awal tahun turut menyumbang geliat konsumsi masyarakat. Pemerintah secara cermat mengintervensi melalui pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), insentif listrik dan tol, serta menjaga stabilitas harga pangan melalui peran Bulog yang diperkuat dengan suntikan dana APBN. Langkah-langkah ini tidak hanya menjaga inflasi tetap terkendali, tetapi juga melindungi daya beli masyarakat luas.

Fakhrul Fulvian juga menilai bahwa kontraksi belanja pemerintah sebesar -1,38 persen justru menunjukkan pemulihan menuju disiplin fiskal pasca Pemilu 2024. Menurutnya, transisi pemerintahan yang berjalan mulus menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas ekspektasi pasar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja yang resilien. Di tengah ketidakpastian global, ia menegaskan bahwa APBN bekerja secara optimal untuk menjaga stabilitas makro dan melindungi masyarakat. Dalam pernyataannya, ia menyoroti bahwa kebijakan fiskal diarahkan untuk terus mendorong produktivitas, mempercepat penyerapan belanja, serta mendukung program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Dari sisi produksi, sektor pertanian mencatat pertumbuhan mencolok sebesar 10,52 persen. Distribusi pupuk bersubsidi yang masif dan meningkatnya produksi beras nasional hingga 60 persen (yoy) berperan besar dalam pencapaian ini. Bahkan, data Rice Outlook April 2025 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan produksi beras tertinggi di ASEAN, yakni 34,6 juta ton atau tumbuh 4,8 persen (yoy). Ini membuktikan bahwa ketahanan pangan nasional tidak hanya terjaga, tetapi juga mengalami penguatan signifikan.

Sektor-sektor lain pun menunjukkan ketahanan serupa. Industri pengolahan tumbuh 4,55 persen, perdagangan 5,03 persen, transportasi dan pergudangan 9,01 persen, serta akomodasi dan makanan minuman 5,75 persen. Ini menandakan bahwa aktivitas ekonomi domestik tetap bergulir aktif, terutama di sektor-sektor yang menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung.

Dari sisi ketenagakerjaan, Indonesia juga mencatat kemajuan signifikan. Tingkat pengangguran turun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen, terendah dalam lima tahun terakhir. Sebanyak 3,59 juta lapangan kerja baru tercipta antara Februari 2024 dan Februari 2025, sebagian besar bersifat penuh waktu.

Stabilitas makroekonomi juga menjadi aspek penting dalam menjaga kepercayaan pasar. Chief Economist Juwai IQI, Shan Saeed, menilai bahwa pertumbuhan ekonomi 4,87 persen merupakan hasil dari atmosfer positif yang diciptakan pemerintah. Ia menyebut bahwa Bank Indonesia memainkan peran sentral dalam menjaga keseimbangan makro, dan keberhasilan ini merupakan refleksi dari kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap arah kebijakan ekonomi nasional. Saeed juga optimistis bahwa dengan proyeksi pertumbuhan 4,5–5,5 persen sepanjang 2025, konsumsi dan investasi akan tetap menjadi pilar utama ekonomi nasional.

Tak hanya di dalam negeri, pemerintah juga aktif menjaga posisi Indonesia di kancah global. Strategi diplomasi ekonomi terus diperkuat melalui partisipasi aktif dalam forum-forum internasional seperti Spring Meeting, G20, dan ASEAN+3. Upaya ini juga dibarengi dengan pemetaan produk unggulan ekspor ke berbagai pasar non-tradisional seperti Uni Eropa dan BRICS, membuka peluang diversifikasi pasar sekaligus mengurangi ketergantungan pada mitra dagang tertentu.

Pemerintah juga tidak menutup mata terhadap tantangan ke depan. Ketidakpastian global, fluktuasi harga komoditas, serta potensi disrupsi rantai pasok masih menjadi risiko nyata. Karena itu, strategi jangka menengah dan panjang seperti deregulasi perdagangan dan investasi, pembentukan satgas ketenagakerjaan, serta perlindungan usaha mikro dan kecil terus digencarkan. Tujuannya jelas: menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan inklusivitas pertumbuhan agar manfaatnya dirasakan seluruh lapisan masyarakat.

Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah pelemahan ekonomi global. Capaian ini tidak hanya menjadi indikator keberhasilan teknokratis semata, tetapi juga fondasi penting dalam mengarungi masa depan yang penuh dinamika. Kuncinya adalah kesinambungan kebijakan, penguatan sektor domestik, serta kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Jika arah ini terus dijaga, Indonesia bukan hanya mampu bertahan, tetapi juga akan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang semakin diperhitungkan di kancah global.

)* Pengamat Ekonomi dan Kebiijakan Publik

RELATED POSTS